Cara Melakukan Trauma Releasing Exercises dengan Aman: Panduan untuk Pemula

4496

Cara Melakukan Trauma Releasing Exercises dengan Aman: Panduan untuk Pemula

Mengenali Getaran yang Menyembuhkan

Pernahkah kamu merasakan tubuh gemetar setelah melalui pengalaman yang menegangkan? Bagi sebagian orang, sensasi itu terasa aneh — seolah tubuh “tidak bisa diam”. Namun, di balik getaran itu, ada mekanisme alami tubuh yang sedang bekerja untuk memulihkan diri.

Inilah yang menjadi dasar Trauma Releasing Exercises (TRE) — sebuah metode tubuh yang dirancang untuk membantu melepaskan ketegangan fisik dan emosional melalui getaran alami. Tapi sebelum kamu mencoba, penting untuk memahami bahwa TRE bukan sekadar serangkaian gerakan; ini adalah perjalanan lembut menuju kepercayaan pada tubuhmu sendiri.

Dalam panduan ini, kami akan membawamu memahami cara berlatih TRE dengan aman, apa yang perlu kamu perhatikan, dan mengapa mendengarkan tubuh adalah kunci dari proses penyembuhan yang sesungguhnya.

Apa Itu Trauma Releasing Exercises (TRE)?

TRE dikembangkan oleh Dr. David Berceli, seorang ahli trauma dan konflik global, sebagai teknik somatik untuk membantu tubuh melepaskan respons stres yang tersimpan. Melalui serangkaian gerakan sederhana, tubuh diajak untuk mengaktifkan neurogenic tremor — getaran refleks yang muncul secara alami ketika sistem saraf mulai menurunkan ketegangan.

Penelitian menunjukkan bahwa latihan seperti TRE dapat membantu menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan keseimbangan sistem saraf otonom, yang berperan besar dalam proses pemulihan emosional dan fisik (Berceli & Napoli, Global Advances in Health and Medicine, 2013).

Namun, seperti halnya proses penyembuhan lainnya, latihan ini perlu dilakukan secara sadar dan bertahap, terutama bagi pemula.

Langkah Awal: Membangun Rasa Aman

Sebelum mulai, pastikan kamu berada di lingkungan yang terasa aman, tenang, dan privat. Pilih waktu di mana kamu tidak akan terganggu, dan berikan ruang bagi tubuh untuk berekspresi tanpa penilaian.

Ada tiga hal penting yang perlu kamu siapkan:

  1. Niat yang jernih. Sadari bahwa tujuan latihan bukan untuk “memaksa keluar trauma”, tapi untuk membantu tubuh merasa lebih bebas dan ringan.
  2. Ruang yang aman. Hindari tempat yang terlalu ramai atau bising. Suasana lembut membantu sistem saraf menenangkan diri.
  3. Kehadiran diri. Sadari napas, sensasi di tubuh, dan emosi yang muncul tanpa mencoba mengubahnya.

Ketika kamu memberi izin pada tubuh untuk merasa aman, sistem saraf akan mulai menurunkan kewaspadaannya — inilah langkah pertama menuju pemulihan.

Panduan Praktis Berlatih TRE

1. Persiapkan Tubuh dengan Lembut

Mulailah dengan peregangan ringan untuk membuka otot paha, pinggul, dan punggung bawah. Tujuannya bukan untuk mencapai bentuk tertentu, melainkan untuk mengundang tubuh siap bergetar dengan nyaman.

2. Hadiri Sensasi yang Muncul

Ketika getaran mulai terasa — mungkin di kaki, perut, atau punggung — biarkan tubuh bergerak dengan ritmenya sendiri. Tidak perlu dikendalikan atau ditahan.

Tugasmu hanya satu: mengamati tanpa menghakimi.
Jika sensasinya terlalu intens, kamu bisa memperlambat atau menghentikan latihan kapan pun.

3. Gunakan Durasi yang Sesuai

Untuk pemula, cukup berlatih 10–15 menit. Fokus pada kualitas kesadaran, bukan lamanya waktu. Lama-kelamaan, tubuhmu akan mengenali batasnya dan menuntunmu secara alami.

4. Kembali ke Kesadaran Tubuh

Setelah getaran mereda, berbaringlah atau duduk tenang selama beberapa menit. Rasakan napas, suhu tubuh, dan kontak antara tubuh dengan lantai.
Langkah ini penting untuk membantu sistem saraf menutup siklus pelepasan dengan lembut, bukan mendadak.

Pentingnya Pendampingan dari Fasilitator Bersertifikat

Meskipun TRE bisa dilakukan sendiri setelah terbiasa, berlatih pertama kali bersama fasilitator bersertifikat sangat disarankan. Seorang fasilitator memahami tanda-tanda tubuh yang menunjukkan apakah sistem sarafmu siap untuk bergetar atau masih butuh waktu.

Menurut penelitian dalam Frontiers in Psychology (2021), proses pendampingan somatik dengan fasilitator terbukti meningkatkan rasa aman dan efektivitas pelepasan trauma karena adanya dukungan empatik dan regulasi bersama (co-regulation).

Dengan kata lain, kehadiran seseorang yang memahami tubuh dan emosimu dapat membuat prosesnya jauh lebih lembut dan terkendali.

Mendengarkan Tubuh: Kunci Keamanan dan Kedalaman

Tubuh memiliki cara unik untuk berbicara — melalui ketegangan, napas, atau getaran halus. Dalam TRE, kamu diajak untuk mempercayai bahasa tubuhmu sendiri.
Tidak ada “target” yang harus dicapai, tidak ada “cara benar” yang seragam.

Jika kamu merasa lelah, pusing, atau emosional, itu tanda tubuh sedang memproses sesuatu. Berhentilah sejenak, tarik napas panjang, dan beri waktu untuk integrasi.
Kuncinya bukan pada seberapa banyak kamu bergetar, melainkan seberapa dalam kamu hadir untuk diri sendiri.

Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Bodywork and Movement Therapies (2018) menemukan bahwa kesadaran tubuh (body awareness) selama latihan somatik seperti TRE berperan penting dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan emosional jangka panjang.

Menjadikan TRE Sebagai Bagian dari Perjalanan Penyembuhan

TRE bukanlah solusi instan, melainkan bagian dari perjalanan mengenal tubuh dan trauma secara mindful. Latihan ini bisa menjadi pelengkap terapi psikologis, meditasi, atau praktik spiritual lainnya.

Kamu tidak perlu memaksa diri untuk sembuh “lebih cepat”. Kadang, keajaiban terjadi saat kamu cukup hadir — mendengarkan, merasakan, dan membiarkan tubuh menemukan ritmenya sendiri.

Penutup: Percayakan pada Kebijaksanaan Tubuhmu

Setiap getaran adalah pesan dari tubuh bahwa kamu sedang belajar untuk pulih. Dengan mendengarkan tubuh secara lembut, kamu memberi ruang bagi keseimbangan baru untuk tumbuh.

Jadi, ketika kamu siap, mulailah perlahan. Undang tubuhmu untuk bicara — bukan melalui kata-kata, tapi melalui getaran yang membebaskan.

Dan jika kamu membutuhkan ruang yang aman untuk belajar mendengarkan tubuh lebih dalam, kami di MyndfulAct siap mendampingi perjalananmu.
Kami percaya bahwa penyembuhan sejati dimulai saat kamu memilih untuk hadir — bukan untuk memperbaiki diri, tapi untuk mengenali kembali siapa dirimu yang utuh.

Referensi

  • Berceli, D., & Napoli, M. (2013). A Proposal for a Mindfulness-Based Trauma Prevention Program for Socially At-Risk Youth. Global Advances in Health and Medicine, 2(2), 58–62.
  • Koch, S. C., et al. (2018). Effects of Movement-Based Therapies on Anxiety and Depression: A Meta-Analysis. Journal of Bodywork and Movement Therapies, 22(3), 568–581.
  • Gyllensten, A. L., et al. (2021). Somatic Experiencing and Co-Regulation in Trauma Therapy: An Integrative Review. Frontiers in Psychology, 12, 652809.

Tinggalkan pesan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *