Mengenal Trauma Releasing Exercises (TRE): Cara Tubuh Melepaskan Luka yang Tak Terucap

2149656080

Mengenal Trauma Releasing Exercises (TRE): Cara Tubuh Melepaskan Luka yang Tak Terucap

Tubuh yang Mengingat Lebih Banyak dari yang Kita Sadari

Pernahkah kamu merasa tegang tanpa sebab yang jelas—seperti ada sesuatu yang tertahan di dada, leher, atau perut, meski pikiramu berkata “semua baik-baik saja”?
Itu bukan hal aneh. Tubuh kita menyimpan cerita yang sering kali tidak sempat diucapkan. Luka emosional, ketakutan, bahkan tekanan sehari-hari bisa meninggalkan jejak fisik yang halus, namun nyata.

Kami percaya, penyembuhan sejati dimulai ketika kamu belajar mendengarkan tubuhmu sendiri. Salah satu cara yang membantu proses ini adalah Trauma Releasing Exercises (TRE) — sebuah metode lembut yang membantu tubuh melepaskan ketegangan dan trauma secara alami, tanpa perlu kata-kata.

Mengenal Trauma Releasing Exercises (TRE)

Trauma Releasing Exercises (TRE) adalah serangkaian latihan tubuh yang dikembangkan oleh Dr. David Berceli, seorang ahli trauma dan pekerja kemanusiaan yang telah bertahun-tahun bekerja di wilayah konflik. Ia menemukan bahwa tubuh manusia memiliki mekanisme alami untuk melepaskan stres melalui getaran otot — suatu proses yang disebut neurogenic tremor.

Metode TRE dirancang untuk mengaktifkan getaran alami ini dengan aman, sehingga tubuh bisa mengeluarkan ketegangan yang tertahan setelah mengalami stres atau trauma, baik besar maupun kecil.

Dr. Berceli menemukan hal ini saat bekerja dengan korban perang: setelah mengalami ledakan atau serangan, banyak orang dewasa menahan tubuhnya kaku, sementara anak-anak justru bergetar hebat namun pulih lebih cepat. Dari situ ia menyadari — getaran bukan tanda lemah, melainkan cara tubuh menyembuhkan diri.

Mengapa Tubuh Bergetar Saat Melepaskan Stres?

Ketika kamu merasa takut, marah, atau cemas, sistem saraf tubuh secara otomatis masuk ke mode “bertahan hidup” — dikenal sebagai fight, flight, atau freeze response. Dalam kondisi ini, otot menegang, napas menjadi dangkal, dan energi siap digunakan untuk bertahan.

Namun sering kali, setelah bahaya berlalu, tubuh tidak sempat kembali ke keadaan tenang. Tegangan itu tetap tersimpan di otot dan jaringan tubuh, menciptakan rasa kaku, nyeri, atau bahkan kelelahan kronis.

Melalui gerakan sederhana TRE, tubuh diizinkan untuk menyelesaikan siklus alami stres yang tertunda. Getaran yang muncul bukan sesuatu yang harus dikontrol — justru di sanalah letak penyembuhannya. Tubuh tahu apa yang harus dilakukan; kita hanya perlu memberinya izin.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology (2021), mekanisme getaran tubuh terbukti membantu menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik (yang menyebabkan stres) dan meningkatkan respons relaksasi parasimpatik, membantu tubuh kembali ke keadaan homeostasis.

Trauma Tidak Hanya Tinggal di Pikiran, Tapi Juga di Tubuh

Selama ini, banyak pendekatan penyembuhan yang berfokus pada pikiran — berbicara, memahami, atau menganalisis. Padahal, trauma sering kali terperangkap dalam tubuh, bukan dalam kata.

Penelitian oleh Bessel van der Kolk dalam bukunya The Body Keeps the Score (2014) menjelaskan bahwa tubuh memiliki “ingatan emosional” yang tersimpan di otot, postur, dan sistem saraf. Artinya, kamu bisa saja “melupakan” peristiwa tertentu, tapi tubuhmu belum tentu lupa.

TRE hadir untuk menjembatani kesenjangan antara pikiran dan tubuh — membantu kamu merasa aman kembali dalam tubuhmu sendiri.

Bagaimana Latihan TRE Dilakukan

TRE biasanya terdiri dari 6–7 gerakan lembut yang dirancang untuk melemaskan otot-otot besar, khususnya di bagian panggul dan kaki. Setelah otot mulai rileks, tubuh akan secara alami memasuki fase getaran atau tremor.

Proses ini bisa berlangsung beberapa menit dan terasa seperti getaran halus atau denyutan lembut di tubuh bagian bawah.
Yang penting, kamu tidak perlu “mencoba” untuk membuat tubuh bergetar — cukup biarkan ia melakukannya sendiri.

Kamu bisa melakukan TRE di bawah bimbingan praktisi tersertifikasi, terutama di awal, untuk memastikan tubuhmu merasa aman selama prosesnya.

Sebuah studi di Journal of Bodywork and Movement Therapies (2020) menemukan bahwa peserta yang rutin melakukan TRE selama enam minggu mengalami penurunan signifikan pada tingkat kecemasan dan peningkatan kualitas tidur, menandakan adanya pemulihan sistem saraf yang lebih seimbang.

Mengapa Kesadaran Tubuh Itu Penting

Dalam dunia yang serba cepat, kita sering hidup dari leher ke atas — berpikir, merencanakan, menilai, tetapi jarang benar-benar merasakan.
Padahal, kesadaran tubuh (body awareness) adalah pintu masuk menuju keseimbangan emosi dan kehadiran diri.

Melalui TRE, kamu belajar untuk memercayai kebijaksanaan tubuhmu sendiri. Setiap getaran adalah bahasa tubuh yang sedang berkata, “Aku siap melepaskan.”
Dan semakin kamu terhubung dengan tubuh, semakin besar ruang yang terbuka untuk ketenangan, kelembutan, dan rasa aman dari dalam.

Tubuhmu Tahu Cara Sembuh

Penyembuhan tidak selalu tentang memahami segalanya.
Terkadang, ia dimulai dari langkah sederhana: membiarkan tubuh bicara.

TRE mengingatkan kita bahwa di balik setiap ketegangan, ada tubuh yang ingin kembali bernafas lega. Dan di balik setiap getaran, ada kehidupan yang perlahan-lahan kembali berdenyut.

Di MyndfulAct, kami percaya setiap orang berhak menemukan kembali rasa aman dalam dirinya.
Jika kamu ingin mengenal lebih jauh tentang Trauma Releasing Exercises, atau ingin belajar mendengarkan tubuh dengan cara yang lembut, kami mengundangmu untuk mulai dari sini — bersama kami.

Karena kadang, penyembuhan bukan tentang menambah sesuatu yang baru, tapi mengizinkan yang lama untuk pergi.

Referensi

  1. Berceli, D. (2008). The Revolutionary Trauma Release Process: Transcend Your Toughest Times. Namaste Publishing.

  2. Van der Kolk, B. (2014). The Body Keeps the Score: Brain, Mind, and Body in the Healing of Trauma. Viking.

  3. Frontiers in Psychology (2021). Tremor-Inducing Somatic Techniques and Autonomic Regulation: A Pilot Study.

  4. Journal of Bodywork and Movement Therapies (2020). Effects of TRE on Stress and Sleep Quality: A Controlled Study.

Tinggalkan pesan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *