Mengapa Tubuh Gemetar Saat Lepas dari Trauma? Penjelasan Ilmiah diBalik TRE
November 9, 2025 2025-11-09 23:08Mengapa Tubuh Gemetar Saat Lepas dari Trauma? Penjelasan Ilmiah diBalik TRE
Mengapa Tubuh Gemetar Saat Lepas dari Trauma? Penjelasan Ilmiah diBalik TRE
Saat Tubuh Bicara Lewat Getaran
Pernahkah kamu merasa tubuh tiba-tiba gemetar setelah menangis lama, menghadapi ketakutan besar, atau setelah sesi pelepasan emosi mendalam? Banyak orang mengira itu tanda kelemahan atau histeria. Padahal, gemetar adalah bahasa alami tubuh — cara sistem sarafmu melepaskan ketegangan yang tertahan lama.
Dalam Trauma Releasing Exercises (TRE), fenomena ini disebut neurogenic tremor — getaran alami yang muncul ketika sistem saraf mulai kembali ke kondisi seimbang. Kami ingin mengajakmu memahami bahwa getaran bukanlah hal “mistis” atau “aneh”. Justru, ia adalah proses biologis yang sangat canggih dan penuh kebijaksanaan tubuh.
1. Sistem Saraf: Mesin Pengatur Reaksi dan Pemulihan
Tubuh manusia memiliki dua sistem utama yang saling menyeimbangkan: sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
- Simpatis aktif saat tubuh mendeteksi bahaya — memicu reaksi fight, flight, or freeze. Denyut jantung meningkat, otot menegang, napas menjadi cepat. Semua sumber daya tubuh diarahkan untuk bertahan hidup.
- Parasimpatis, sebaliknya, bertugas menenangkan. Ia menurunkan detak jantung, memperlambat napas, dan mengaktifkan proses penyembuhan serta pencernaan.
Masalahnya, ketika trauma terjadi, tubuh sering terjebak dalam mode simpatis — seolah ancaman itu belum berakhir. Ketegangan otot yang muncul tidak sempat dilepaskan, dan akhirnya tersimpan di jaringan tubuh sebagai “ingatan fisik”.
Menurut van der Kolk (2014) dalam The Body Keeps the Score, pengalaman traumatis dapat mengganggu keseimbangan sistem saraf otonom, membuat seseorang hidup dalam keadaan siaga terus-menerus bahkan tanpa bahaya nyata.
2. Getaran Sebagai Mekanisme Alami Tubuh untuk Menyembuhkan
Di alam, hewan liar menunjukkan pola yang menarik. Setelah lolos dari ancaman predator, rusa atau kelinci akan bergetar hebat selama beberapa menit — bukan karena takut, tetapi karena tubuhnya sedang merilis energi trauma. Setelah itu, mereka kembali berlari atau makan seperti biasa.
Manusia memiliki mekanisme yang sama. Bedanya, kita sering menahannya karena merasa “tidak pantas” gemetar, atau menganggapnya memalukan. Padahal, getaran ini adalah sinyal tubuh sedang memproses dan menutup siklus stres.
Penelitian dari Porges (2011) tentang Polyvagal Theory menjelaskan bahwa getaran dapat mengaktifkan ventral vagal complex, yaitu bagian dari sistem saraf yang memulihkan rasa aman dan koneksi sosial setelah stres ekstrem. Ketika tubuh gemetar, sistem saraf mengalihkan kendali dari mode bertahan hidup ke mode penyembuhan.
Dengan kata lain, getaran adalah tanda tubuhmu mulai percaya bahwa bahaya telah usai.
3. Hubungan Antara TRE dan Reintegrasi Sistem Saraf
Trauma Releasing Exercises (TRE) dirancang untuk memfasilitasi munculnya neurogenic tremor dengan aman dan terarah. Melalui serangkaian gerakan sederhana, tubuh diundang untuk melepaskan ketegangan yang tersimpan di otot-otot besar — terutama di panggul dan punggung bawah, tempat emosi dan stres sering tertahan.
Saat kamu melakukan TRE:
- Sistem saraf simpatis perlahan menurunkan aktivitasnya.
- Hormon stres seperti kortisol menurun.
- Sistem parasimpatis diaktifkan, memungkinkan tubuh memasuki keadaan relaksasi dalam.
Penelitian oleh Berceli & Napoli (2006) menunjukkan bahwa latihan TRE secara konsisten dapat menurunkan ketegangan otot, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan mengembalikan keseimbangan sistem saraf otonom.
Yang menarik, pelepasan ini sering disertai sensasi gemetar halus, napas lebih dalam, atau bahkan munculnya emosi yang sebelumnya terpendam. Semua itu adalah bagian dari proses tubuh menata ulang memorinya terhadap pengalaman traumatis.
4. Saat Getaran Menjadi Jalan Pulang ke Tubuh
Banyak dari kita hidup terpisah dari tubuh — sibuk berpikir, menganalisis, dan menekan rasa. TRE membantu membuka kembali jalur komunikasi antara pikiran dan tubuh.
Getaran bukan sesuatu yang perlu dikontrol, melainkan dipercayai. Saat kamu membiarkan tubuhmu bergetar, kamu sebenarnya sedang berkata,
“Aku aman sekarang. Aku tidak perlu menahan lagi.”
Kami sering melihat peserta yang awalnya takut pada sensasi gemetar, tapi kemudian merasakan kelegaan mendalam — napasnya menjadi ringan, pikirannya lebih jernih, dan tidur mereka lebih nyenyak. Itu karena sistem saraf akhirnya bisa menyelesaikan apa yang dulu tertunda.
Merayakan Kebijaksanaan Tubuh
Tubuh memiliki kecerdasan yang melampaui kata-kata. Ia tahu kapan harus bertahan, dan tahu pula kapan waktunya untuk pulih. Saat getaran muncul, jangan buru-buru menghentikannya. Dengarkan. Rasakan. Biarkan tubuhmu berbicara dan memulihkan dirinya sendiri.
Karena di balik setiap getaran, ada keheningan yang sedang tumbuh — ruang di mana tubuh dan jiwa akhirnya bisa bernapas bersama lagi.
Temukan Ruang Aman untuk Pulih Bersama Kami
Di MyndfulAct, kami percaya bahwa setiap tubuh menyimpan kebijaksanaan untuk sembuh. Melalui sesi Trauma Releasing Exercises (TRE) dan pendekatan mindfulness, kami membantumu memahami sinyal tubuh, melepaskan stres lama, dan kembali terhubung dengan rasa aman dalam diri.
Temukan sesi TRE dan pelatihan mindful lainnya di MyndfulAct.com — ruang di mana penyembuhan dimulai dari kesadaran paling lembut: mendengarkan tubuhmu sendiri.
Referensi Ilmiah
- Berceli, D., & Napoli, M. (2006). A proposal for a mindfulness-based trauma prevention program for social work professionals. Complementary Health Practice Review, 11(3), 153–165.
- Porges, S. W. (2011). The Polyvagal Theory: Neurophysiological Foundations of Emotions, Attachment, Communication, and Self-regulation. New York: W.W. Norton.
- van der Kolk, B. A. (2014). The Body Keeps the Score: Brain, Mind, and Body in the Healing of Trauma. Penguin Books.