Art Therapy: Bukan Sekadar Menggambar, tapi Cara Efektif Redakan Stres dan Trauma
Februari 25, 2025 2025-02-25 14:20Art Therapy: Bukan Sekadar Menggambar, tapi Cara Efektif Redakan Stres dan Trauma

Art Therapy: Bukan Sekadar Menggambar, tapi Cara Efektif Redakan Stres dan Trauma
Ketika berbicara tentang seni, mungkin yang terbayang di benakmu adalah lukisan indah atau sketsa yang rumit. Namun, tahukah kamu bahwa seni juga bisa menjadi alat terapi yang ampuh? Art therapy adalah salah satu metode yang telah terbukti membantu mengatasi stres, kecemasan, bahkan trauma. Tapi bagaimana cara kerjanya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Art Therapy?
Art therapy adalah bentuk terapi psikologis yang menggunakan seni sebagai alat untuk mengeksplorasi, memahami, dan mengelola emosi serta pengalaman hidup. Terapi ini memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui berbagai bentuk seni, seperti menggambar, melukis, atau membuat kolase, tanpa perlu memiliki keahlian seni yang tinggi. Fokus utama dari art therapy bukanlah hasil akhir dari karya seni, tetapi bagaimana proses kreatif tersebut membantu individu dalam memahami perasaan mereka, mengurangi stres, dan memulihkan keseimbangan emosional. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam membantu individu mengatasi trauma, kecemasan, depresi, dan berbagai tantangan psikologis lainnya. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di The Journal of the American Art Therapy Association, terapi seni secara signifikan membantu mengurangi gejala gangguan kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan emosional pada individu yang mengalami stres berat.
Bagaimana Art Therapy Bisa Membantu Mengatasi Stres dan Trauma?
Ketika kamu mengalami stres atau trauma, sering kali sulit untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan. Art therapy memungkinkanmu untuk mengekspresikan emosi tersebut secara visual, yang bisa memberikan rasa lega dan pemahaman lebih dalam terhadap diri sendiri. Berikut beberapa cara art therapy bekerja:
- Mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan emosi – Saat membuat seni, otak bagian limbik yang mengatur emosi akan aktif, membantu kamu memproses perasaan dengan lebih baik. Contohnya, seorang yang mengalami kecemasan bisa melukis pola berulang yang menenangkan untuk mengurangi kegelisahan mereka. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Trauma-Focused Art Therapy menunjukkan bahwa individu yang mengikuti terapi seni mengalami penurunan aktivitas amigdala, yang berperan dalam respons stres dan ketakutan.
- Mengurangi hormon stres – Aktivitas kreatif seperti melukis atau mewarnai dapat menurunkan kadar kortisol, hormon yang bertanggung jawab atas stres. Sebagai contoh, banyak orang menemukan bahwa mewarnai mandala membantu mereka merasa lebih rileks setelah hari yang melelahkan. Menurut penelitian di International Journal of Art Therapy, aktivitas seni seperti menggambar dan melukis terbukti efektif dalam menurunkan kadar kortisol, yang berhubungan dengan stres kronis.
- Membantu mengatasi trauma – Bagi mereka yang mengalami trauma, terapi ini bisa menjadi cara aman untuk mengungkapkan pengalaman mereka tanpa harus berbicara secara langsung. Misalnya, seorang penyintas trauma masa kecil mungkin menggambar simbol-simbol yang mencerminkan perasaannya, yang kemudian bisa dianalisis dan dipahami bersama terapis. Sebuah tinjauan sistematis dalam The Effectiveness of Art Therapy in the Treatment of Traumatized Adults menunjukkan bahwa terapi seni membantu individu yang mengalami PTSD mengembangkan mekanisme koping yang lebih sehat dan mengurangi gejala trauma.
Apakah Art Therapy Hanya untuk Anak-Anak?
Ada anggapan bahwa art therapy lebih cocok untuk anak-anak karena mereka cenderung lebih ekspresif dalam menggunakan seni sebagai bentuk komunikasi. Namun, pada kenyataannya, terapi ini sangat bermanfaat bagi semua usia, termasuk remaja, dewasa, hingga lansia. Orang dewasa dapat menggunakan art therapy untuk mengelola stres akibat pekerjaan, tekanan sosial, atau bahkan trauma masa lalu. Selain itu, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa terapi seni dapat membantu mereka yang mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan PTSD. Dalam lingkungan terapi, individu dapat mengekspresikan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, menjadikan art therapy sebagai alat yang kuat untuk pemulihan dan refleksi diri.
Apa Saja Jenis Art Therapy yang Bisa Dicoba?
Art therapy hadir dalam berbagai bentuk yang bisa disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan emosional masing-masing individu. Berikut beberapa metode yang bisa kamu coba:
- Mewarnai pola repetitif atau mandala – Kegiatan ini sangat efektif untuk membantu menenangkan pikiran dan fokus pada saat ini. Contohnya, banyak orang yang mengalami kecemasan merasa lebih rileks setelah mewarnai pola-pola yang berulang, seperti mandala.
- Menggambar bebas tanpa aturan – Biarkan tanganmu bergerak tanpa rencana tertentu. Teknik ini sering digunakan untuk melepaskan emosi yang terpendam. Misalnya, seseorang yang merasa marah bisa mencoret-coret kertas dengan warna-warna yang mencerminkan emosinya.
- Kolase visual dari majalah atau foto – Memilih, menggunting, dan menyusun gambar bisa menjadi cara yang kuat untuk mengungkapkan perasaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Sebagai contoh, seseorang yang ingin menggambarkan harapannya di masa depan bisa membuat kolase berisi gambar-gambar yang mencerminkan impiannya.
- Melukis dengan jari atau tangan – Aktivitas ini dapat memberikan pengalaman sensorik yang menyenangkan sekaligus terapeutik. Seseorang yang merasa terbebani bisa mencampurkan warna-warna cerah dengan tangan mereka untuk merasakan kebebasan dalam berekspresi.
- Membentuk tanah liat atau plastisin – Sentuhan langsung pada benda fisik bisa membantu seseorang lebih terkoneksi dengan emosinya. Contohnya, seseorang yang mengalami stres bisa membentuk tanah liat menjadi bentuk yang mencerminkan ketenangan, seperti sebuah bola yang halus atau bentuk geometris yang simetris.
Bagaimana Cara Memulai Art Therapy di Rumah?
Kamu tidak perlu menjadi seorang seniman untuk mulai menikmati manfaat art therapy. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba:
- Siapkan alat seni – Bisa berupa kertas, pensil warna, cat air, atau apa pun yang tersedia di rumah.
- Temukan tempat nyaman – Cari tempat yang tenang agar kamu bisa fokus dan merasa lebih rileks.
- Ekspresikan dirimu – Jangan pikirkan apakah hasilnya bagus atau tidak. Nikmati prosesnya dan biarkan kreativitasmu mengalir.
- Refleksi – Setelah selesai, coba lihat kembali hasil karyamu dan rasakan apa yang ingin disampaikan oleh gambar tersebut.
Art therapy telah terbukti sebagai metode yang efektif dalam membantu individu memahami dan mengelola emosi mereka, terutama dalam menghadapi stres dan trauma. Dengan menggunakan seni sebagai media ekspresi, seseorang dapat menyalurkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, sehingga memberikan rasa lega dan keseimbangan emosional. Berbagai teknik seperti mewarnai, melukis, atau membuat kolase dapat mengaktifkan bagian otak yang berhubungan dengan emosi, menurunkan kadar hormon stres, serta membantu individu dalam memproses pengalaman traumatis dengan lebih aman. Hal ini membuktikan bagaimana art therapy dapat meredakan stres dan trauma melalui pendekatan kreatif yang menyenangkan dan terapeutik. Jadi, tak perlu ragu untuk mencoba art therapy, karena manfaatnya dapat dirasakan oleh siapa saja, tanpa memandang usia atau keterampilan seni. Yang terpenting bukanlah hasil akhir dari karya seni, melainkan perjalanan kreatif yang bisa menjadi sarana penyembuhan dan refleksi diri.
Kaimal, G., Ray, K., & Muniz, J. (2019). Reduction of cortisol levels and participants’ responses following art making. Art Therapy: Journal of the American Art Therapy Association, 36(2), 74-81.
Schouten, K. A., de Niet, G. J., Knipscheer, J. W., Kleber, R. J., & Hutschemaekers, G. J. M. (2015). The effectiveness of art therapy in the treatment of traumatized adults: A systematic review on art therapy and trauma. Trauma, Violence, & Abuse, 16(2), 220-228.