Pentingnya Hidup Seimbang (Di Era Yang Serba Nggak Seimbang)
September 17, 2022 2022-11-23 19:14Pentingnya Hidup Seimbang (Di Era Yang Serba Nggak Seimbang)
Pentingnya Hidup Seimbang (Di Era Yang Serba Nggak Seimbang)
Mendengar kata keseimbangan atau balance seringnya kita langsung menghubungkan dengan work-life balance atau keseimbangan antara kehidupan dan bekerja. Padahal keseimbangan hidup itu enggak cuma soal bekerja dan kehidupan pribadi, kan? Keseimbangan hidup itu soal seluruh aspek dalam hidup kita. Keseimbangan antara makan sehat dan junk food, antara berolahraga dan bersantai, hingga soal keseimbangan mengatur konsumsi media sosial. Jadi secara singkat, keseimbangan hidup adalah soal menyelaraskan apapun yang kita lakukan, pikirkan, dan rasakan sehari-hari agar tidak dilakukan secara berlebihan.
Ugh.. tapi kenapa harus menyeimbangkan hidup?
Di hidup yang penuh ketidakpastian ini, kita nggak pernah tahu tantangan baru apa yang akan dihadapi di kemudian hari. Bisa saja di masa depan kita harus menghadapi pandemi episode selanjutnya. Nah, salah satu pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari pandemi adalah betapa berharganya kesehatan fisik dan mental kita. Menjaga keseimbangan hidup bisa jadi kunci untuk merawat keduanya.
Masalahnya, di sekitar kita banyak sekali godaan yang bisa buat hidup kita nggak seimbang. Mulai dari makanan yang nggak baik untuk tubuh, kebiasaan buruk yang bisa mengurangi produktivitas seperti kurang tidur, sampai terbawa emosi yang buat pikiran negatif mempengaruhi perilaku. Kalau nggak kuat mengendalikan diri, dampaknya bisa buruk buat kesehatan fisik dan mental kita. Enggak cuma penyakit fisik, penyakit pikiran seperti stres sampai depresi bisa menyerang. Dan..semua itu akan berakhir pada hidup yang kurang bahagia, kurang berkualitas.
Misalnya pola makan yang enggak teratur dan kurang berolahraga bisa meningkatkan risiko tubuh kita terserang penyakit. Mulai dari sakit pencernaan sampai sakit jantung bisa jadi mimpi buruk. Tentu saja kalau sudah terserang penyakit, kita jadi harus membatasi kegiatan dan enggak bisa melakukan hal-hal yang membuat senang seperti jalan-jalan atau berkumpul bersama orang-orang terdekat. Akhirnya, sakit yang dialami tubuh dapat menuntun pada sakit pikiran. Masalah-masalah baru yang ditimbulkan karena kita terserang penyakit dapat mengganggu pikiran dan membuat kita nggak bisa berpikir jernih. Kalau fisik dan pikiran sudah terganggu, pasti susah bekerja atau melakukan kegiatan sehari-hari yang kita butuhkan dan dapat membuat diri lebih merasa bahagia.
Memang, bekerja bagai kuda mungkin bisa menambah penghasilan. Memang, makan junk food itu rasanya lebih memuaskan. Memang, bermain media sosial sampai lupa waktu bisa hilangkan kebosanan. Tapi…semua itu cuma memberikan kebahagiaan sesaat. Nah, pertanyaannya sekarang adalah “Apakah kamu mau bahagia sesaat atau jangka panjang?”
Tapi…menjaga keseimbangan hidup tidak semudah membalik telapak tangan
Di era sekarang, menjalani hidup seimbang jadi tantangan tersendiri, khususnya buat kalangan milenial dan Z. Hidup di era modern yang serba cepat, di kota besar yang menawarkan begitu banyak kesenangan sesaat memang sering membuat kita mengabaikan pentingnya hidup seimbang. Belum lagi godaan yang muncul dari berbagai macam jenis media sosial. Mulai dari Instagram sampai LinkedIn bisa buat kita merasa insecure sama apa yang dilakukan orang lain seperti pencapaian karier. Kalau sudah kepikiran, kita bisa jadi kompetitif dan mencoba untuk meraih apa yang terlihat indah di media sosial.
Misalnya karena melihat jabatan teman yang sudah tinggi, kita jadi mati-matian untuk naik jabatan sampai rela menunda makan dan lembur setiap hari. Bukannya tercapai, bisa-bisa badan kita malah sakit! Belum lagi, berita negatif lalu-lalang di mana-mana setiap harinya di medsos yang hanya akan menambah pikiran. Kalau dikonsumsi sampai buat kita stres, hormon kortisol atau biasa disebut hormon stres akan naik dan menyebabkan berbagai penyakit kronis. Tuntutan serba cepat juga bisa jadi hambatan hidup seimbang. Makan harus cepat biar bisa kembali kerja atau istirahat harus dikurangi supaya enggak buang-buang waktu.
Akhirnya kita jadi nggak sadar dengan apa yang dibutuhkan tubuh dan sebaliknya malah balas dendam dengan melakukan aktivitas yang berdampak buruk untuk tubuh. Misalnya, karena merasa sudah capek bekerja dari senin sampai jumat lalu akhir pekan balas dendam dengan makan junk food sesuka hati dan nonton Netflix sampai pagi. Sekarang mungkin efeknya belum begitu dirasakan karena biasanya dampak yang dialami tubuh karena gaya hidup enggak seimbang akan datang di masa tua kita. Enggak mau, kan, menjalani masa tua dengan berbagai penyakit? Sebelum terlambat, lebih baik dari sekarang kita mulai melatih diri untuk menyeimbangkan gaya hidup dengan kebiasaan-kebiasaan baik. Enggak perlu menunggu tua baru membenahi gaya hidup. Kita bisa mulai dari sekarang untuk mencegah berbagai kesulitan yang mungkin dihadapi nantinya.
Memulai hidup seimbang dengan mindfulness
Lalu…bagaimana memulai hidup seimbang? Pada dasarnya, hidup adalah tentang pilihan. Setiap hari kita dihadapkan dengan pilihan. Tapi seringnya kita lupa memberi sentuhan “kesadaran” alias mindfulness agar dapat memilih dengan bijak sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan baik untuk diri sendiri. Nah, inilah yang dapat jadi kunci utama memulai hidup seimbang: memahami diri sendiri melalui latihan mindfulness.
Sebelum melatih diri, yang harus kamu ketahui adalah jika kamu masih baru mengenal mindfulness, latihan ini mungkin harus lebih sering dilakukan. Tapi nantinya kalau kesadaran sudah terbentuk dan tertanam, latihan kesadaran terasa menjadi sebuah kebiasaan. Bahkan jadi kebutuhan.
- Terapkan metode #StopAnd, yaitu metode memberikan jeda pada diri sendiri untuk berpikir baru bertindak. Latihan #StopAnd biasanya bisa dilakukan dengan latihan mindful breathing (latihan pernapasan). Dalam jeda, pikiran kita bisa lebih jernih. Saat itu pula kita bisa mendengarkan diri sendiri tentang apa yang dibutuhkan tubuh.
- Sadari betul apa yang terjadi pada momen itu, pilihan apa yang sedang dihadapi. Sesederhana memilih haruskah hari ini makan junk food atau tidak.
- Tanyakan pada diri sendiri, mana pilihan yang dapat membuat hidup lebih baik dan apa hasil yang akan didapatkan dari setiap pilihan.
- Dengarkan tubuh tanpa penghakiman dan paksaan, kemudian tentukan pilihan dan buat keputusan.
Terus latih berkali-kali, setiap hari, setiap saat
Ya. Membangun kesadaran tidak cukup satu-dua kali. Bicara soal seimbang juga bukan berarti harus terus-terusan olahraga, makan sehat, tidur 8 jam sehari. Tanpa ada fleksibilitas, kita justru bisa stres sendiri. Keseimbangan berarti menyelaraskan apa yang kita lakukan, pikirkan, dan rasakan dalam porsi yang tepat, sesuai kebutuhan. Dengan menyertakan kesadaran atau mindfulness dalam diri, kita jadi bisa tahu kapan harus kembali ke titik nol saat kehidupan mulai terasa tidak seimbang. Seperti halnya membangun kesadaran, menyelaraskan hidup menjadi seimbang juga perlu terus dilatih, setiap hari, setiap saat.
Good luck!