Menemukan Rasa Aman di Tubuh: Mengintegrasikan TRE ke Dalam Praktik Mindfulness Harianmu
November 9, 2025 2025-11-09 23:17Menemukan Rasa Aman di Tubuh: Mengintegrasikan TRE ke Dalam Praktik Mindfulness Harianmu
Menemukan Rasa Aman di Tubuh: Mengintegrasikan TRE ke Dalam Praktik Mindfulness Harianmu
Saat Tubuh Menjadi Rumah yang Aman
Ada masa ketika tubuh terasa asing — seolah terpisah dari pikiran dan perasaan. Kita mungkin hidup dalam “kepala” sepanjang hari: berpikir, menebak, mengatur, tapi jarang benar-benar merasakan. Di titik inilah banyak orang mulai mencari cara untuk pulang ke tubuh — dan menemukan bahwa rasa aman tidak selalu datang dari luar, tapi bisa dipupuk dari dalam.
Trauma Releasing Exercises (TRE) memberi ruang bagi tubuh untuk melepaskan ketegangan yang selama ini tersimpan diam-diam di otot dan sistem saraf. Sedangkan mindfulness mengajarkan kita untuk menyadari, tanpa menghakimi, setiap sensasi dan emosi yang muncul. Ketika keduanya digabungkan, terbentuklah jembatan yang lembut antara melepaskan dan menerima — antara tubuh yang merasakan dan pikiran yang memahami.
Mengapa Integrasi TRE dan Mindfulness Penting
Mindfulness membantu kita hadir, sementara TRE mengajak tubuh bergerak secara alami. Keduanya saling melengkapi. Dalam keadaan mindful, kamu mampu memperhatikan getaran, sensasi, atau aliran energi setelah melakukan TRE tanpa panik atau menolak. Sebaliknya, latihan TRE membuat tubuh lebih siap untuk duduk diam dalam meditasi karena ketegangan fisik telah dilepaskan terlebih dahulu.
Penelitian dari Journal of Traumatic Stress (Berceli & Napoli, 2016) menunjukkan bahwa integrasi latihan tubuh seperti TRE dengan praktik kesadaran dapat menurunkan gejala stres dan meningkatkan self-regulation saraf otonom. Tubuh menjadi lebih mudah kembali ke keadaan tenang setelah menghadapi tekanan.
Dalam konteks keseharian, ini berarti kamu bisa:
- Lebih cepat menyadari kapan stres mulai menumpuk.
- Mampu menenangkan diri tanpa bergantung pada distraksi eksternal.
- Merasakan hubungan yang lebih harmonis antara pikiran, tubuh, dan napas.
Cara Mengintegrasikan TRE dalam Rutinitas Mindfulness
Kuncinya bukan menambah ritual baru, tapi menyatukannya secara alami dalam alur harianmu. Berikut cara sederhana untuk memulai:
1. Mulai dengan Napas Sadar
Sebelum melakukan TRE, duduk sejenak dan rasakan nafas masuk dan keluar. Tarik napas perlahan, lalu hembuskan dengan lembut. Ini membantu sistem sarafmu merasa aman untuk mulai membuka diri terhadap gerakan alami tubuh.
2. Biarkan Getaran Menjadi Meditasi
Saat tubuh mulai bergetar selama TRE, jangan buru-buru mengontrolnya. Alih-alih, amati. Rasakan bagaimana setiap getaran seperti bahasa tubuh yang berbicara tentang hal-hal yang dulu tak sempat diungkapkan.
Menurut studi dalam Frontiers in Psychology (2021), memperhatikan sensasi tubuh tanpa menghakimi membantu memperkuat koneksi antara korteks prefrontal (bagian otak yang mengatur kesadaran) dan sistem limbik (pusat emosi), yang berperan penting dalam pemulihan trauma.
3. Journaling Setelah Latihan
Setelah sesi TRE, cobalah menulis apa yang kamu rasakan. Tidak harus panjang — cukup satu atau dua kalimat tentang sensasi, emosi, atau kenangan yang muncul. Journaling membantu proses integrasi antara pengalaman tubuh dan refleksi pikiran.
4. Tutup dengan Yoga atau Meditasi Sunyi
Kombinasikan TRE dengan beberapa gerakan yoga restoratif atau duduk dalam keheningan. Ini membantu sistem saraf menyelesaikan siklus “lepas–tenang” secara tuntas, menciptakan rasa pulang ke tubuh.
Rasa Aman Itu Tidak Ditemukan, Tapi Diciptakan
Kita sering mengira rasa aman harus datang setelah semua masalah selesai. Tapi perjalanan bersama TRE dan mindfulness mengajarkan hal sebaliknya — rasa aman justru tumbuh di tengah ketidaksempurnaan, saat kamu mulai mempercayai tubuhmu sendiri.
Seiring waktu, kamu mungkin akan menyadari bahwa tubuhmu bukan lagi tempat menyimpan luka, tapi rumah bagi kesadaran. Rumah tempat kamu bisa beristirahat tanpa harus “menjadi” apa pun.
Seperti disampaikan oleh Kabat-Zinn (2013) dalam Mindfulness for Healing, praktik kesadaran bukanlah untuk menghindari penderitaan, melainkan belajar bernafas bersamanya — dengan lembut, tanpa takut.
Penutup: Hadir, Melepaskan, dan Menerima
Integrasi TRE dan mindfulness bukanlah sekadar rutinitas tubuh, tapi perjalanan pulang menuju keutuhan diri. Dengan latihan yang konsisten, kamu belajar hadir penuh di tubuhmu, memberi ruang pada emosi, dan menumbuhkan rasa aman dari dalam.
Kami percaya bahwa proses penyembuhan sejati dimulai saat kamu berhenti mencari versi dirimu yang “sempurna” — dan mulai mendengarkan tubuh apa adanya, dengan kasih dan kesabaran.
Mulai Perjalanan Mindfulmu Bersama Kami
Jika kamu ingin mempelajari lebih dalam tentang bagaimana menggabungkan mindfulness dan TRE untuk mendukung keseimbangan emosional dan kesehatan mental, kamu bisa menemukan berbagai panduan dan kelas reflektif di MyndfulAct.com.
Mari belajar mendengarkan tubuh — dan menemukan rasa aman di dalamnya.
Referensi:
- Berceli, D., & Napoli, M. (2016). Body awareness and trauma release: A self-regulation approach to healing. Journal of Traumatic Stress.
- Frontiers in Psychology. (2021). Embodied Mindfulness: Somatic Awareness in Trauma Recovery.
- Kabat-Zinn, J. (2013). Full Catastrophe Living: Using the Wisdom of Your Body and Mind to Face Stress, Pain, and Illness. Bantam Books.