Untuk Apa Menikah? (Sadar bertumbuh bersama pasangan)
Tentang Kelas Ini
(recorded live workshop)
Makin banyak pasangan menikah muda yang mengalami KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), atau memutuskan berpisah dan bercerai bahkan saat usia pernikahannya kurang dari lima tahun, bahkan baru beberapa bulan.
Meskipun kita bisa belajar tentang pernikahan dari orangtua atau dari pengalaman orang lain, tidak ada yang benar-benar siap saat memasuki pernikahan. Menikah tidak cuma perlu cukup umur, tapi juga kedewasaan, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosi. Penting untuk bertanya ke diri sendiri, apa motivasimu menikah? Dan apakah jawabanmu, tujuanmu menikah, menjamin pernikahanmu langgeng dan mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahan?
Di kelas ini bu Rani akan menjelaskan apa dan seperti apa itu menikah berkesadaran (conscious marriage), dimana kita menyadari tujuan sebenarnya relasi yang sehat dalam pernikahan. Kita akan diajak menyadari tantangan dalam pernikahan, dan menyadari bahwa konflik bisa jadi ruang untuk bertumbuh bagi pasangan. Karena pernikahan adalah suatu perjalanan untuk mencapai diri yang kita dambakan.
Dalam kelas ini, kamu akan belajar:
Kelas ini cocok untuk kamu yang:
- Mulai terpikir untuk menikah
- Merasa sudah saatnya menikah
- Sedang mempersiapkan pernikahan
- Sedang galau mau lanjut ke pernikahan atau tidak
- Merasa tertekan dengan ekspektasi lingkungan yang mengharapkanmu menikah
- Sudah menikah tapi hubungan bermasalah
- Sedang mempertimbangkan perceraian
Kurikulum
Untuk Apa Menikah? : Sadar bertumbuh bersama pasangan
Tentang Rani Anggraeni Dewi
Untuk apa menikah00:06:02
Menikah berkesadaran (conscious marriage)00:06:51
Tantangan dalam pernikahan00:06:09
Pernikahan seperti apa yang membahagiakan?00:05:51
Praktisi Anda
Rani Anggraeni Dewi
Premarital Consultant, Couple Relationship Therapist, Conscious Marriage Advocate
Rani Anggraeni Dewi adalah seorang Konsultan Pranikah dan Terapis Hubungan Pasangan yang giat mengadvokasi Menikah Berkesadaran. Mendirikan Yayasan Indonesia Bahagia di tahun 2006, ia lantas menginisiasi Gerakan Indonesia Bahagia, sebuah gerakan yang memiliki visi menyebarkan nilai positif dan kebahagiaan melalui berbagai kegiatan kelas dan pengajaran.
Rani Anggraeni Dewi telah menulis empat buku : Menjadi Manusia Holistik, 9 Jurus Menjadi Orangtua Bijak, Untuk Apa Menikah? dan Untuk Apa Bertahan?. Kedua buku yang terakhir disebut, berangkat dari keprihatinannya pada makin banyaknya pasangan muda yang mengalami perpisahan ataupun KDRT, dan kebanyakan mereka adalah pasangan dengan usia pernikahan kurang dari lima tahun, bahkan ada yang baru beberapa bulan.
Selain itu, ia pun tergabung dalam Asosiasi Trainer Living Values Education, yang berfokus pada pendidikan dan pengembangan nilai-nilai universal pada anak serta orang muda. Dengan latar belakang pendidikan di bidang filsafat, psikologi, spiritualitas, serta bimbingan dan konseling, ia kerap berbagi pengetahuannya dalam sejumlah tulisan, seminar, serta workshop.