Jadikan Kehidupanmu Lebih Baik dengan Memahami Fase-Fase Quarter Life Crisis

2150838604

Jadikan Kehidupanmu Lebih Baik dengan Memahami Fase-Fase Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis merupakan masa-masa yang dirasakan hampir oleh setiap orang dalam menjalani proses kehidupan. Biasanya ini masa-masa dimana kita merasa tidak memiliki atau tidak tahu arah, kebingungan, khawatir, dan overthinking terhadap tujuan hidup kedepannya. Kalau kita ulik data yang ada, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh LinkedIn pada tahun 2017, menunjukkan hasil bahwa rata-rata seseorang mengalami fase Quarter Life Crisis ketika memasuki usia 25-33 tahun dengan jenis permasalahan beragam. Nah, agar dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan cara tepat, tentu kamu perlu mengetahui fase-fase Quarter Life Crisis pada setiap jenjang usia. Yuk kita pahami fase-fase Quarter Life Crisis supaya kita tidak terjebak terlalu lama di dalamnya. Yuk, Ketahui Dulu Fase-Fase Quarter Life Crisis

Kita perlu ketahui dulu nih, bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh LinkedIn pada tahun 2017, ada sejumlah permasalahan yang dihadapi ketika mengalami Quarter Life Crisis, seperti tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk karir atau kehidupan selanjutnya, frustasi terhadap pekerjaan, tidak memperoleh penghasilan yang cukup, tidak mampu membeli aset seperti rumah, dan merasa tertekan untuk atau dalam menjalani pernikahan hingga memiliki anak.

Tanpa kita sadari, seseorang mengalami sejumlah permasalahan Quarter Life Crisis tersebut secara silih berganti sesuai dengan usianya saat itu. Tidak mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya dalam proses kehidupan menjadi permasalahan pertama yang dihadapi. Fase ini biasanya terjadi ketika seseorang telah menyelesaikan proses pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun perguruan tinggi. Kamu bisa saja mengalami hal ini karena beberapa penyebab, misalnya saat menjalankan proses pendidikan kamu cenderung gak disiplin karena kurang memiliki kesadaran diri terhadap motivasi dan pentingnya pendidikan sehingga output skill dan potensimu gak kebentuk maksimal. Gak maksimalnya potensi dirimu bisa membuatmu sulit bersaing dan sulit diterima dalam dunia kerja. Sisi lain, bisa saja kamu juga merasa kalau bekerja itu tidak penting dan sepenuhnya menggantungkan kehidupannya pada orang lain. Artinya, kamu tidak menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan secara mandiri, karena tidak selamanya bisa mengandalkan orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Ketika saatnya kamu dihadapkan dengan kondisi yang sulit dan harus bisa memenuhi kebutuhanmu sendiri, yang ada kamu malah kebingungan dan gak tahu harus kerja apa dan gimana caranya ngelanjutin proses kehidupan.

Ngerasa frustasi sama pekerjaan yang kamu lakukan bisa menjadi fase selanjutnya dalam permasalahan Quarter Life Crisis. Ada beragam penyebabnya, bisa jadi karena kamu gak bisa terapin work life balance, ngerasa skill yang kamu punya gak sesuai dengan pekerjaan, atau karena kamu ngerasa gaji yang didapetin gak cukup buat menuhin semua kebutuhanmu. Kondisi frustasi bisa jadi lebih buruk kalau dalam waktu yang bersamaan kamu ngerasa proses kerjamu selama ini gak ada hasilnya, ngerasa dalam menjalani kehidupan gak ada satupun pencapaian yang bisa kamu raih.

Fase selanjutnya Quarter Life Crisis, yaitu kamu ngerasa tertekan untuk atau saat kamu berumah tangga dan memiliki anak. Gak bisa raih peningkatan karir dan penghasilan, gak punya rumah sendiri, dan perencanaanmu untuk berumah tangga yang gak maksimal menjadi penyebabnya. Fase-fase permasalahan Quarter Life Crisis dapat berdampak buruk bagi proses kehidupanmu. Kamu jadi mengangggap kalau kehidupan yang sedang kamu jalani gak ada artinya. 

Cara Mengatasi Quarter Life Crisis di Setiap Fasenya

Jangan menganggap hidupmu tak berarti ya. Yakinkan dirimu kalu kamu bisa kok ngatasin masalah Quarter Life Crisis yang kamu hadapi. Mengetahui fase-fase Quarter Life Crisis dengan setiap permasalahannya dapat membantumu untuk mendapatkan jalan keluar yang tepat. Mulai dari fase awal, tentu kamu harus paham dan sadar kalau proses pendidikan itu penting, jadi kamu punya komitmen untuk jalanin proses pendidikan dengan sungguh-sungguh dan nantinya dapat membentuk dirimu dengan skill dan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Mengenal dirimu sendiri secara mendalam juga perlu untuk tahu kerjaan apa yang cocok sama skill yang kamu punya. Jadi, kamu bakal ngerasa enjoy sama kerjaanmu, gak bakal bingung nentuin arah dalam menjalani proses kehidupan kedepannya, dan pastinya gak bakal menggantungkan kehidupanmu pada orang lain. Tapi, perlu kamu ingat juga, kalau nentuin kerjaan yang cocok sama dirimu sebaiknya jangan terlalu picky ya. Sikap terlalu pemilih bisa buat kamu kehilangan banyak kesempatan untuk dapetin pekerjaan.

Selanjutnya, kamu juga harus sadar kalau nentuin prioritas dalam menjalani kehidupan juga menjadi penting, utamanya dalam hal mengatur keuangan. Kamu tahu gak salah satu penyakit klasik kita sebagai manusia? Penyakitnya, waktu dapat gaji malah dipakai buat menuhin keinginan, bukan kebutuhan. Tanpa kamu sadari penyakit klasik itu bakal buat kamu ngerasa kalau kerjaan yang kamu lakuin gak ada hasilnya. Kalau kamu punya komitmen untuk nentuin prioritas, kamu bakal bisa bikin perencanaan yang tepat untuk menjalani proses kehidupan kedepannya.

Gak kalah penting, kamu juga mesti fokus sama perencanaan yang sudah kamu buat. Ngerasa tertekan untuk atau pas berumah tangga muncul, itu karena kamu gak fokus dan komit sama rencana yang harusnya kamu lakukan, jadi kesiapan untuk berumah tangga gak maksimal.

Pentingnya Kesadaran Diri dalam Menghadapi Quarter Life Crisis

Menghadapi permasalahan Quarter Life Crisis gak jarang buat seseorang terjebak di antara dua hal, apa mau ikutin dan dengerin dirinya sendiri atau ikutin tuntutan lingkungan sosial. Bisa saja kamu ngerasa insecure kalau gak ikutin tuntutan sosial karena dibanding-bandingkan dengan orang lain. Akibatnya, tanpa disadari seseorang terjebak dalam permasalahan yang sama dalam waktu yang berkepanjangan. Karena itu, penting untuk dirimu memupuk kesadaran diri saat menghadapi permasalahan Quarter Life Crisis.

Punya kesadaran diri dapat jadi pengingat untuk kamu selalu mencintai diri sendiri. Ketika kamu  sadar dan mencintai dirimu seutuhnya, maka kamu bisa tahu apa yang kamu butuhkan dalam menjalani setiap proses kehidupan dan cenderung lebih mengutamakan kebutuhan, bukan tuntutan atau keinginan sosial. Kalau udah gitu, kamu bisa lebih fokus dan konsisten dalam menentukan dan merealisasikan setiap perencanaan yang telah kamu tetapkan, berdasarkan prioritas kebutuhan, dan tanpa mengkhawatirkan omongan orang lain yang belum tentu memiliki kontribusi baik. Hal inilah yang bisa membantumu untuk mengatasi permasalahan Quarter Life Crisis di setiap fasenya.

Tinggalkan pesan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *