Buat Keputusan Terbaik Meski dalam Quarter Life Crisis, Gimana Caranya?

22213

Buat Keputusan Terbaik Meski dalam Quarter Life Crisis, Gimana Caranya?

“Kamu mau ngapain hari ini? Tamat kuliah, kamu mau kerja apa? Kapan kamu mau nikah?”, pernahkan pertanyaan-pertanyaan ini ditanyakan oleh orang lain kepadamu? Atau mampir tiba-tiba dipikiranmu? Yup, itu adalah sedikit pertanyaan dari banyak pertanyaan yang mungkin menghampirimu dalam menjalani proses kehidupan. Tentu, pertanyaan-pertanyaan yang ada bakal buat kamu berpikir, berencana, dan mewujudkannya menjadi suatu keputusan. Terkadang kita gak sadar dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita itu erat dalam pengambilan keputusan setiap saatnya. Mulai dari nentuin hal-hal ringan, seperti kegiatan apa yang mau dilakukan, hingga nentuin arah kehidupan kedepannya seperti karir, membangun rumah tangga, dan hal lainnya. Semua perlu langkah-langkah konkritmu dalam mengambil keputusan.

Ada faktor-faktor yang bisa mempengaruhimu dalam mengambil keputusan, gak terkecuali saat dirimu menghadapi permasalahan Quarter Life Crisis. Penting untuk kamu mengetahui gimana caranya membuat suatu keputusan yang tepat saat menghadapi Quarter Life Crisis, gak buat keputusan yang justru membuat dirimu terjebak dalam permasalahan yang sama dalam jangka waktu yang lama.

Pentingnya Kemampuan Mengambil Keputusan

Kemampuan mengambil keputusan dengan tepat bisa membantumu untuk nentuin arah dan tujuan hidupmu pada waktu mendatang. Kalau kamu gak terlatih dan terbiasa mengambil keputusan yang tepat, itu bisa buat kamu ngerasa terombang-ambing, juga gak fokus untuk ngerencanain kehidupanmu ke depannya dan ngeraih impianmu. Nentuin keputusan juga punya peranan penting dalam mengelola risiko dan mengoptimalkan peluang atau kesempatan yang ada. Kita dalam menjalani kehidupan ini akan selalu berdampingan dengan risiko juga peluang dalam waktu bersamaan. Pengambilan keputusan dengan pertimbangan yang matang dapat mengurangi risiko yang buruk dan dapat membantu kita memanfaatkan peluang yang ada secara optimal.

Selain itu, pengambilan keputusan juga dapat melatih dirimu jadi lebih mandiri. Ketika kamu terbiasa membuat keputusan sendiri, maka kamu menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dan mengambil inisiatif dalam mengatasi permasalahan maupun untuk mencapai tujuan. Mengambil keputusan yang tepat pada waktu yang tepat juga dapat membantumu untuk mencegah sikap penundaan dan menghindari pengulangan kesalahan yang sama. Ini memungkinkan kita untuk belajar dari pengalaman masa lalu untuk terus berkembang secara pribadi dan profesional dalam menjalani proses kehidupan kedepannya.

Gak kalah penting, mengambil keputusan juga bisa buat kualitas hidupmu meningkat. Keputusan yang tepat dan bijaksana bisa membantumu untuk meraih pencapaian, seperti pendidikan, karir, dan rumah tangga, jadi dapat memberikan kita kepuasan tersendiri. Hal itulah yang dapat menjaga kondisi mental dan fisik kita tetap terjaga, sehingga kualitas hidupmu dapat meningkat. Terbiasanya kita dalam mengambil suatu keputusan yang tepat dan bijaksana, juga akan mencerminkan karakter dan identitas dirimu loh, sehingga hal ini akan memberikan dampak positif pada kehidupan sosial.

Pengaruh Quarter Life Crisis dalam Mengambil Suatu Keputusan

Ketika kita mengalami sejumlah permasalahan Quarter Life Crisis, ini bisa saja mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Hal yang paling lumrah saat kita menghadapi Quarter Life Crisis adalah tantangan dalam menentukan tujuan hidup. Saat fase ini, seringkali kita dibuat mempertanyakan tujuan hidup, sehingga membuat kita sulit untuk membuat keputusan karena tidak memiliki arah yang jelas terkait masa depan. Quarter Life Crisis juga membuat kita bimbang dan khawatir terhadap pilihan yang sudah ditentukan. Hal ini membuat kita terjebak dalam pilihan secara berkepanjangan dan mengakibatkan kita kehilangan peluang juga penyesalan dikemudian hari.

Quarter Life Crisis dapat memberikan pengaruh emosional yang kuat, sehingga seringkali kita diikuti perasaan cemas, emosi, dan depresi. Pengaruh emosional ini dapat berdampak pada kemampuan dalam pengambilan keputusan yang kurang rasional dan tidak terencana dengan baik. Pengambilan keputusan yang demikian juga bisa memicu perubahan prioritas dan perencanaan secara berulang kali yang mengakibatkan kita tidak konsisten dan terjebak dalam perasaan tertekan, kekhawatiran, dan keragu-raguan dalam waktu yang berkepanjangan.

Pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh adanya perbandingan sosial dalam fase Quarter Life Crisis. Dalam hal ini, seringkali diri kita dibanding-bandingkan dengan orang lain dalam hal keberhasilan pendidikan, karir, hubungan, juga prestasi atau pencapaian pribadi sehingga kita merasa tertekan dan ragu terhadap keputusan yang telah kita buat sebelumnya. Adanya perasaan tertekan dan menganggap diri lebih rendah dari orang lain memicu perasaan tidak puas terhadap kehidupan saat ini. Perasaan tidak puas ini juga berdampak buruk dalam pengambilan keputusan kedepannya dan menjebak diri kita dalam kebingungan.

Cara Mengambil Suatu Keputusan Saat Mengalami Quarter Life Crisis

Yuk ketahui cara-cara agar kita tidak terjebak dalam permasalahan tersebut. Pertama, jangan pernah berhenti untuk refleksi diri secara mendalam ya. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara pasti tentang apa sebenarnya yang kita butuhkan dan hal-hal penting apa saja yang menjadi prioritas kita, sehingga dapat membantu kita dalam menentukan sebuah keputusan. Lengkapi juga refleksi diri dengan identifikasi tujuan hidup kedepannya. Hal ini bisa membantu kita menilai apakah keputusan kita sudah sesuai dengan tujuan hidup yang kita rencanakan.

Saat mengalami Quarter Life Crisis bisa saja kita tergoda untuk membuat keputusan yang impulsif dan mencari solusi instan tanpa pertimbangan yang matang. Sebaiknya, dalam membuat suatu keputusan kita bisa berpikir untuk jangka panjangnya dan berdasarkan pertimbangan matang yang mengacu pada evaluasi dari pengalaman sebelumnya. Jadikan pro dan kontra pengalaman sebelumnya sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan, sehingga kita tidak terjebak dalam permasalahan yang sama berulang kali, namun dapat membuat kita menjadi lebih berkembang dengan keputusan tersebut.

Gak kalah penting, jaga keseimbangan antara refleksi pribadi, eksplorasi, dan tindakan konkret. Jangan biarin proses pengambilan keputusan menghambat perkembangan diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus menyadari bahwa tidak ada keputusan yang sempurna dan bisa menyenangkan semua orang, namun adanya yaitu keputusan yang semakin baik, tepat, dan bijak seiring kita bertumbuh. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran diri kita bahwa keputusan yang kita ambil berdasarkan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan, berdasarkan apa prioritas kita bukan omongan orang lain, dan berdasarkan nilai-nilai cukup bukan atas dasar kepuasan semata.

Tinggalkan pesan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *