Temukan Ketenangan Melalui Mindful Journaling

Mindful Journaling

Temukan Ketenangan Melalui Mindful Journaling

Mungkin sebagian dari kita sering mempertanyakan orang-orang yang suka menulis buku harian atau jurnal. Ada pula yang merasa kebiasaan itu hanyalah untuk sebagian orang yang suka menulis saja. Padahal, kebiasan menulis buku harian atau jurnal bisa jadi pintu masuk untuk kita latihan hidup berkesadaran, loh.

Yang akan kamu baca dari artikel ini:

  • Mindful journaling atau menulis dengan penuh kesadaran bisa jadi alternatif untuk membantu kita meluapkan emosi dan pikiran tanpa perlu menunjukkan respon yang reakitf.
  • Mindful journaling dapat membantu kita untuk menemukan kejernihan pikiran, meregulasi emosi, dan mengenal diri sendiri lebih baik.

Daftar Isi:

  • Kisah Maxi yang meluapkan emosi melalui aksi reaktif
  • Mindful journaling: menulis dengan kesadaran
  • Manfaat mindful journaling untuk kehidupan sehari-hari:
    • Menemukan sense of clarity
    • Regulasi emosi
    • Mengenal diri sendiri lebih baik
    • Mulai menulis mindful journaling

 

Kisah singkat Maxi yang meluapkan emosi melalui aksi reaktif

Dulu setiap kali Maxi menghadapi masalah, ia merasa harus memiliki pelampiasan agar emosinya dapat tersalurkan. Untuk membuatnya merasa tenang dari kemarahan atau kesedihan, ia seringkali butuh meninju barang, berteriak di bawah bantal, atau melempar-lempar barang. Memang, luapan emosinya tersalurkan. Tapi, ia masih merasa ada yang mengganjal. Tidak jarang ia justru menyakiti diri sendiri karena harus meluapkan emosi dengan cara itu. Di sisi lain, ia enggan untuk bercerita dengan orang lain. Walaupun Maxi tahu, ia bisa saja bercerita dengan teman-teman dekatnya. Tapi terkadang ada hal-hal yang nggak bisa diceritakan begitu saja.

Akhirnya, bertemulah Maxi dengan mindful journal, sebuah metode lain untuk meluapkan emosinya dengan cara yang lebih nyaman dan penuh kesadaran. Tanpa harus menyakiti diri atau barang-barang di sekitarnya, tanpa perlu takut mendapatkan penghakiman apapun.

 

Mindful journaling: menulis dengan kesadaran

Adalah sesuatu yang wajar bagi kita manusia ingin meluapkan emosi. Tapi, terkadang kita nggak sadar bahwa meluapkan emosi dengan cara yang kurang tepat hanya akan membuat kita “kabur” dari diri sendiri. Kita hanya mencari kelegaan sesaat saja. Apalagi kalau luapan emosi dalam diri diutarakan secara verbal pada orang lain. Bukannya merasa lega, kita justru bisa menambah masalah dengan orang lain.

Nah, mindful journaling atau menulis dengan penuh kesadaran bisa jadi alternatif untuk membantu kita meluapkan emosi dan pikiran tanpa perlu menunjukkan respon yang reakitf. Mindful journaling adalah praktik menulis sebebas-bebasnya tanpa memberikan penilaian atau penghakiman apapun terhadap emosi dan pikiran apapun yang sedang dirasakan.

 

Manfaat mindful journaling untuk kehidupan sehari-hari

Tahu nggak, ternyata mindful journaling adalah bagian dari meditasi, loh! Dalam meditasi, kita sering melakukan observasi pikiran dan perasaan tanpa penilaian apapun. Begitu pula menulis jurnal. Dengan menulis secara berkesadaran, kita pun bisa menemukan sense of clarity atau kejernihan pikiran.

Di sisi lain, mindful journaling juga merupakan cara untuk kita melakukan regulasi emosi. Secara singkat, regulasi emosi adalah cara kita untuk mengelola atau mengubah emosi yang dapat berdampak buruk bagi diri menjadi emosi yang netral. Pada saat kita menulis dengan penuh kesadaran seluruh perasaan apa adanya secara jujur, kita sedang melakukan regulasi emosi. Mungkin saja saat menulis kita bisa sambil menangis secara nggak sadar, dan hal ini bisa jadi pertanda yang baik. Artinya, kita benar-benar mengeluarkan rasa sesak yang ada dalam dada sebebas-bebasnya.

Satu manfaat lainnya adalah membantu kita untuk mengenal diri lebih baik. Dalam proses menulis, kita secara nggak langsung akan menjadi pengamat atas diri sendiri. Nantinya jika kembali membaca apa yang ditulis, kita bisa belajar mengenal diri sendiri. Masalah apa yang sering kita hadapi dan emosi seperti apa yang dirasakan ketika menghadapi masalah tersebut. Lambat laun, kita jadi bisa lebih peka saat harus menghadapi masalah yang serupa.

Mulai menulis mindful journal

Seperti praktik-praktik mindfulness lainnya, mindful journal pun perlu latihan. Nggak bisa sekali menulis kita langsung bisa mengelola emosi dengan baik, setiap saat, setiap waktu. Berikut adalah cara untuk mulai kebiasaan baik ini:

  1. Temukan waktu untuk menulis secara rutin. Nggak perlu banyak waktu, 5-10 menit saja sudah cukup untuk mulai kebiasaan menulis jurnal. Cari tempat yang tenang tanpa distraksi untuk menulis. Sebenarnya akan lebih mudah untuk membentuk kebiasaan dengan menentukan waktu yang sama, misal saat bangun pagi atau sebelum tidur.
  2. Ekspresikan emosi. Tuliskan apa saja yang ada di kepala. Jangan takut pada emosi sendiri. Sadari apapun yang sedang dipikirkan dan dirasakan, biarkan dirimu menikmati apa yang terjadi, di sini, kini. Menuliskan lebih detail dengan berbagai kata, lebih baik.
  3. Lupakan segala aturan. Inilah momen kamu menjadi diri sendiri. Jurnal adalah untuk diri sendiri. Artinya kamu tidak perlu menunjukkan pada siapapun kemampuanmu menulis. Tulis sebebas-bebasnya dengan segala gaya bahasa yang kamu mau.
  4. Refleksikan apa yang ditulis. Setelah selesai menulis, berikan waktu sejenak dan rasakan apa yang terjadi dalam diri. Sambil mengatur napas, berikan waktu untuk kembali mengamati apa yang ditulis. Refleksikan tulisan-tulisanmu untuk mendapatkan kejernihan pikiran demi menghasilkan respon yang lebih konstruktif.

 

Bonus tips:

Jika kamu sudah mulai terbiasa menuliskan segala emosi dan pikiran, lanjutkan dengan menulis hal-hal yang kamu syukuri. Kamu bisa juga memisahkan dua buku jurnal. Satu buku jurnal untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, satu untuk menuliskan berbagai hal yang disyukuri.

Tinggalkan pesan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *