Self-Love Itu Tidak Selfish

Self-Love Itu Tidak Selfish

Self-Love Itu Tidak Selfish

Mencintai diri sendiri (self love) memang hal baik yang bisa bikin kita termotivasi untuk  terus mengapresiasi diri sendiri dan bertambah  semangat untuk tetap hidup. Tapi, banyak dari kita yang sering salah kaprah memahami pengertian dan praktik self-love. Banyak dari kita yang akhirnya membuat self-love seolah-olah alasan untuk bisa selfish atau bersikap mementingkan diri sendiriTentunya ini bisa terjadi kalau kita memahaminya tanpa kesadaran atau mindless. Lalu, sebenernya self-love yang mindful itu seperti apa?

 

Yang akan kamu baca dari artikel ini:

– Memahami arti self-love tanpa perlu selfish. Mencintai diri sendiri tujuannya adalah untuk mencintai orang lain. 

– Hubungan antara mindfulness dan self-love

 

Daftar Isi:

    • Ciri-ciri kamu salah mengartikan self-love sebagai alasan untuk selfish:
    • Makna self-love yang mindful
    • Kenapa self-love adalah untuk selfless?
  • Mindfulness dan self-love

 

Ciri-ciri kamu salah mengartikan self-love sebagai alasan untuk selfish:

 

  1. Kamu menganggap segala hal yang ada di dunia adalah tentang kamu. Alias apapun masalahnya, kamu harus jadi pemenang utamanya. Alih-alih mencintai diri sendiri, hal ini justru bikin kamu terjebak pada egomu sendiri dan berpikir kalau yang benar cuma kamu sedangkan  yang lainnya hanyalah butiran debu.

 

  1. Membiarkan hal-hal negatif tetap ada di dalam diri tanpa pernah mengambil jeda untuk evaluasi hanya demi satu kata mantra “menjadi diri sendiri”. Padahal, apresiasi dan evaluasi selalu berjalan beriringan dalam  proses mencintai diri sendiri.

 

  1. Menganggap bahwa self love hanya bisa diciptakan dengan diri sendiri tanpa perlu melibatkan orang lain. Padahal, sebagai makhluk sosial, kita perlu dukungan dan masukan dari orang lain untuk terus tumbuh sebagai manusia.

 

Lalu, self-love itu sebenarnya apa?

Self-love memang dapat diartikan mencintai diri sendiri. Tapi, tujuan dari self-love itu sendiri sebenarnya bukanlah untuk mengutamakan diri sendiri melainkan untuk mencintai orang lain. Self-love sering diibaratkan seperti kondisi darurat di dalam pesawat. Kita harus memasangkan oksigen pada diri sendiri dulu sebelum membantu orang lain memakainya. Banyak dari kita hanya berhenti pada memasangkan oksigen pada diri sendiri dan lupa bahwa setelah itu kita seharusnya bisa memasangkan oksigen untuk orang lain. Dengan kesadaran bahwa self-love sebenarnya adalah untuk selfless atau melakukan sesuatu tanpa pamrih, barulah kita bisa memaknai arti self-love seutuhnya. 

 

Kenapa self-love adalah untuk selfless?

Dalam teori tentang kebutuhan atau disebut juga teori motivasi dari Abraham Maslow, kita bisa memahami soal kebutuhan kita dalam hidup. Abraham Maslow menemukan bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dikelompokkan menjadi lima yaitu (1) kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, (2) kebutuhan atas keamanan, (3) kebutuhan akan cinta dan kepemilikan, (4) kebutuhan akan prestasi serta penghargaan diri, dan (5) kebutuhan akan aktualisasi diri. 

 

Dalam piramida kebutuhan ini, kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan paling atas setelah kebutuhan-kebutuhan primer terpenuhi. Menurut Carl Rogers, manusia baru bisa melakukan aktualisasi diri setelah memiliki gambaran positif tentang dirinya sendiri. Hal ini baru bisa didapatkan ketika seseorang merasa dihargai dan dihormati tanpa syarat oleh orang-orang di sekitarnya. Itulah mengapa tujuan self-love adalah untuk selfless karena kenyataannya kita hidup dengan orang lain sehingga nilai-nilai dalam diri kita tidak hanya kita sendiri yang membangun. Orang lain berkontribusi dalam pembangunan nilai diri sendiri. 

 

Mindfulness dan self-love

Seperti yang sudah disebutkan tadi, untuk bisa memahami arti self-love yang sesungguhnya untuk tujuan selfless, kita butuh mindfulness untuk melatih kesadaran. Hanya dengan kesadaran kita bisa mengenali mana praktik mencintai diri sendiri yang sebenarnya cenderung egois dan mana yang mindful sehingga bisa membantu kita untuk lebih selfless. Misalnya pada saat di tempat kerja, kamu memberikan batasan pada jumlah pekerjaan yang diberikan dengan alasan mencintai diri sendiri. Sadarilah apakah batasan tersebut sebenarnya dibuat supaya kamu bisa lebih produktif sehingga perlu merawat diri sendiri atau sekadar tidak ingin melakukan banyak pekerjaan saja?

Dengan memberikan jeda pada diri sendiri, mengetahui alasan sebenarnya saat kita mengatasnamakan self-love pada keputusan-keputusan yang dilakukan, barulah kita bisa menghindari tindakan selfish. Kamu juga bisa memaknai self-love dengan lebih mindful dengan memahami soal self-compassion. Tonton video YouTube MyndfulAct tentang Hidup Mindful Dengan Menumbuhkan Self Compassion untuk lebih jelasnya.

Tinggalkan pesan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *